Monday, October 4, 2010

artikel penyemangat masa kehamilan dan merawat bayi

Selama masa hamil sampai merawat bayi sendiri, kadang2 ada masanya seorang ibu bosan, bahkan bisa stress ..utk itu, pada masa-masa itu dukungan keluarga, teman khususnya suami sangat besar.. selain itu.. membaca artikel dan puisi tentang indahnya menjadi seorang ibu ini benar-benar membantu.. ini tiga artikel dan puisi terfavorit yang sempet mampir ke BBM dan email saya saat masa-hamil dan melahirkan,,dan buat saya mampu menyemangati saya kembali..:)
(daripada hilang diemail dan bbm lebih baik sy simpan sini) :)dan bagi yang telah membuat tiga artikel ini, saya berterima kasih,izin saya taruh sini sbg reminder buat saya..:) GBU! 

1. puisi ini dari BBM yang sy dapat dari teman saya Tantri..(yang saya yakin juga foward dari mommy lainnya>>:) )
Before I was a mom, 
I never learned the words to a lullaby. 
I never thought about immunizations. 
I had never been sick on, pooped on, drooled on, chewed on, or peed on.

I had complete control of my mind, my thoughts & my life. 
I slept all night. 
I never looked teary eyed & cried. 

I never got gloriously happy over a simple little grin. 
I never sat up for hours watching someone sleep. 
I had never felt my heart break into a million pieces when I couldn't stop the pain. 

I never knew something so small could affect my life so much. 

Before I was a mom, 
I didn't know the feeling of having a heart out of my body. 


2. and ini..saya dapet dari teman saya Nur Farida .. diunduh dari my favourite author, Dewi Lestari

Cinta Amniotik
... catatan kecil untuk Si Kecil ...
(by Dewi Lestari)
 

Beberapa hari lagi sebelum kehadiranmu, atau bahkan beberapa jam? Aku tak persis tahu. Banyak yang ingin kuucapkan, tapi sepertinya kaulah yang sudah tahu. Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama. Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku, tapi tetap saja, di sini aku menanti kehadiranmu.

Perjalananmu kelak hanyalah dari perutku menuju dekapanku. Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia.

Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama. Dan kau juga akan melihat dunia yang berbeda: terra firma. Selapis kulit saja tabir yang membatasi kita, tapi sungguh berkuasa.

Perjalananmu, kata kau dulu, adalah perjalanan yang akan mengingatkan mereka yang lupa. Termasuk aku. Keterpisahan adalah ilusi. Dunia jasad dan dunia roh, dunia materi dan dunia energi; hanyalah dua sisi dari koin yang sama. Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud. Dan sepanjang perjalanan bernama hidup, kau dan aku, kita semua, hanya berjalan menembusi satu tabir itu saja. Membolak-balik koin yang sama. Menyeberangi selapis kulit dan daging sebagaimana yang membatasi kita kini.

Kau datang, dengan segala kegenapanmu. Kau datang, bahkan sudah dengan nama. Kau datang, dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan. Namun kau juga akan sejenak lupa, katamu dulu. Sama seperti kita semua yang dibuat lupa saat menyeberangi tabir itu. Tolong ingatkan aku, pintamu. Aku memilihmu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sama lain, lanjutmu lagi. Saat kita berdua masih sama-sama ingat. Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin ini.

Entah bagaimana harus aku mencintaimu. Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat. Waktu kau tiba dalam bentuk mungil dan rapuh nanti, biarlah alam yang mengajarkanku untuk mencintaimu lagi dari nol. Seolah kita tak pernah bertemu sebelumnya, seolah kita tak pernah bercakap-cakap bagai dua manusia dewasa, karena dalam bahasa jiwa semua “seolah” yang kusebut barusan tiada guna. Waktu, usia, dan perbedaan jasad kita, lagi-lagi hanyalah hadiah dari sisi koin di mana kita sekarang tinggal. Hadiah yang harus direngkuh dan diterima.

Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu. Aku ingin bilang, mereka salah. Kamulah yang mengandungku. Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi. Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya.

Terima kasih telah mengandungku; menempatkanku dalam rimba amniotik di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup, untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan. Kini dan nanti. Manis, pahit, sakit, senang, kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua, sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku dan merasakan apa yang kurasa, mengecap apa yang kumakan, menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih. Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu.

Terima kasih untuk perjalanan ini. Untuk pilihanmu datang melalui aku. Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.

Aku tak sabar untuk mengenalmu lagi. Lagi dan lagi.


so niceee,right..? sampai terharu bacanya..Hopefully one day saya bisa bikin tulisan kayak mbak dee ini..:)

3. ooh dan ini satu artikel yang saya ambil dari milis asi for baby, tentang mengapa sebenarnya kita harus menyusui sampai dua tahun, penjelasan dari milis ini dibuat oleh Fonda Kuswandi

Bayi yang lahir dari rahim kita, itu baru fisiknya saja yang lahir, sedangkan jiwanya masih menempel sama kita selama kurang lebih 2 tahun pertama kehidupannya. . Makanya disarankan menyusui selama 2 tahun, agar bayi kita selain bertumbuh dan berkembang secara fisik, perkembangan jiwanya juga baik..
Maka dari itu juga, bayi bisa merasakan apa yang kita rasakan.. Kalau kita panik, kesal, bayi cenderung lebih rewel.. Karena dia juga ikut merasakan perasaan kita..
Payudara ibu adalah "surga dunia" bagi bayi dan merupakan tempat ternyaman bayi setelah rahim.. Maka dari itu, pada awal2 kehidupannya (biasanya 3 bulan pertama) bayi pasti maunya nempel terus sama ibunya.. Entah disusui, entah didekap, entah diayun2 oleh ibunya.. Bayi nenen tidak selalu karena lapar, tapi bisa juga karena dia ingin dekat dengan ibunya.. 
Semoga penjelasan saya bisa memberikan pencerahan ya.. :)
_Fonda Kuswandi_
Seriously, hanya dengan membaca artikel2 seperti ini, masa-masa indah (yang kadang berat) dalam merawat anak bisa menjadi indah seutuhnya lagi..:) apapun yang dilakukan dengan ikhlas Insya Allah, Allah akan membalasnya dengan kebaikan, baik di dunia maupun afterlife nanti, Insya Allah. Amien.

Trip ke Jepang dengan Budget 10 Juta-an

Mungkin banyak yg bisa lebih hemat, tapi bisa trip  sendiri ke Negeri Sakura dengan budget 10 jutaan aja saya udah seneng bangett *insert em...