Sunday, March 15, 2015

Jelajah Sulawesi: Sejuta Pesona Manado

Sejuta pesona Manado:

Berkunjung ke Manado saat Natal :)

"Mobil Avanza itu tiba-tiba menepi ke pinggir sawah. Sekelompok anak muda keluar dan membuka pintu-pintu mobil lebar-lebar. Salah satu dari mereka menyalakan lagu hip-hop yang terdengar keras hingga keluar dari sound systemnya yang sudah diperbarui. Sementara itu keempat temannya yang lain mulai berjoged diluar mobil , mengikuti irama dengan lincahnya, seakan hanya ada mereka, lagu dan tarian mereka."
Ini salah satu kejutan kecil yang bikin saya senyum sendiri saat mengunjungi Manado. Karna hal ini ga lumrah terjadi di tempat asal saya kecuali ada special occassion. Dan ternyata banyak kejutan kecil dari Manado sepanjang saya berkunjung kesana, tidak hanya dari alamnya, tapi juga dari masyarakatnya, saya benar benar melihat gambaran masyarakat yang sebelumnya belum pernah saya lihat :)
Terbuka dan gembira. Mungkin itu yang saya tangkap dari masyarakatnya saat saya berkunjung kesana di saat liburan Natal.
 
Saya berkunjung ke Manado pada saat liburan Natal, yaitu pd tanggal 25 desember 2014, di satu sisi ini saat yang agak salah karna tempat makan hits pada tutup :( tapi di sisi lain, kami jadi bisa melihat masyarakat Manado saat merayakan Natal :)

                                                              Bandara Sam Ratulangi

 Where to go in Manado (3 days only)

Around the City (kota Manado)
Selain menuju tempat wisata seperti Bunaken dan Tondano, di kota Manado nya sendiri ada sejumlah tempat yang bisa kita kunjungi, tapi kami hanya sempat mengunjungi tempat-tempat berikut karena tempat lainnya tutup karna hari Raya :

* Monumen Yesus Memberkati





* Pantai Malalayang
 
Pantai Malalayang ini bagus pemandangannya saat sunset, dan disini banyak penjual makanan dan minuman juga.



* Saat natal itu kami sempat mampir ke pohon natal tertinggi di Manado, lokasinya tidak jauh dari Manado Town Square (Matos)
The tallest Chritmas tree in Manado ( well maybe the tallest in North Sulawesi ) .

* Manado Town Square . Haha believe it or not saat hari Natal kami makan malamnya disini karna resto resto seafood hits itu pada tutup.

* Where to eat in Manado : Raja Sate Restaurant, Rumah Kopi Gembira Kawangkoan, Hari Hari Cake & Bakery, Rumah Makan Green Garden, Ayam goreng Mawar Sharon (salah satu dari restoran yang buka saat Natal :3 ), dan lain lain yang belum dicoba :))

Ayam goreng Mawar Sharon, difoto karna buka pas Natal :) jus Mawar ini juga rasanya unik tapi enak, campuran alpukat dan buah buah lain :3

* Tempat membeli oleh oleh Grand Merciful Building



Hotel
Kami menginap di Hotel Aryaduta dan puas dengan pemandangan dari hotel ini.  Well, makan paginya lumayanlah, tapi view dari kamar dan kolam renang untuk wisatawan yang baru ke Manado sekali ini bagusss..

                                              Ini view kota Manado dari kamar :) Majestic.


                                                             view from the pool



 Taman Nasional Bunaken

Karena Desember adalah musim hujan dan angin kencang di Sulawesi Selatan, awalnya kami takut kalau perjalanan ke pulau Taman Nasional Bunaken juga mengalami hal serupa, tapi Alhamdulillah, Universe merestui perjalanan ini *yesss*, esoknya cuaca sangat cerah dan ombak tenang, sangat berbeda dengan Sulawesi Selatan yang ombak sedang ganas dan cuaca sering hujan. 
Kami menuju Manado dengan glass-bottom boat yang seharusnya berkapasitas hingga 20 orang.  Tidak ada kapal kecil lagi karena sedang high season, oleh karena itu harganyapun lumayan merogoh kantong,Biaya kapal (glass bottom boat) menuju Bunaken saat high season ini Rp 1 jt per kapal untuk pp pelabuhan manado- Taman Nasional Bunaken - pelabuhan, tapi kapal bisa digunakan selama mungkin, walaupun akhirnya hanya beberapa jam saja.  Jadi tips, mungkin kalau mau naik kapal menuju Bunaken bisa pilih kapal kecil saja atau besar tapi untuk rame-rame (patungan).
 Sebenarnya ada dua pilihan tempat untuk berangkat ke Bunaken,yaitu dari Pasar Bersehati atau Marina. Tarif sewa kapal dari Pasar Bersehati ke Bunaken sekitar Rp. 300.000,- hingga Rp. 400.000,-. Jika kita berangkat dari Marina, sekitar Rp. 600.000,- hingga Rp. 800.000,-. Alternatif lain yang lebih murah, kita bisa menggunakan kapal tradisional dengan tarif Rp. 50.000,- per orang, tapi kapal tradisional ini baru berangkat ketika penumpang sudah penuh.



                                              Foto kapal yang kami naiki menuju Bunaken
                                             Si kecil yang selalu tidur kalo dibawa naik kapal :)
On the way menuju Taman Nasional Bunaken, kita bisa melihat pemandangan laut dan gunung yang indah ini.. relax, and enjoy your ride... nikmatnya naik kapal dengan pemandangan ini sambil diiringi dengan playlist lagu favorit di ipod bener bener membuat perjalanan selama 45 menit - satu jam menjadi tidak terasa :) 



Dann akhirnya kita sampai di Taman Nasional Bunaken, dan tidak jauh dari dermaga kita dapat melihat pengumuman tarif masuk untuk wisatawan dalam negeri dan luar negeri.  Tarif masuk Kawasan Taman Nasional Bunaken untuk wisatawan dalam negeri dan turis asing agak jauh berbeda.  Harga tarif masuk untuk wisatawan dalam negeri hanya dibanderol sebesar Rp 7.500,- per orang sedangkan untuk wisatawan asing sebesar Rp 200.000,- per orang.  Jauh ya bedanya :)) Memang kalau dilihat dari pendapatan turis asing ini mungkin sangat mampu untuk membayar sejumlah sekian, tapi kalau dilihat dari kebersihan pantai, secara pribadi saya tidak keberatan harga tarif masuk untuk wisatawan dalam negeri juga dinaikkan agar ada tanggung jawab terahdap kebersihan pantai. 



Setelah membayar tiket masuk, kita  langsung masuk ke kawasan suvenir khas Bunaken dan Manado, disini banyak pedagang yang menjual fridge magnet, gantungan kunci sampai kaus untuk anak dan dewasa dengan range harga Rp10.000,- sampai Rp 80.000,- (mesti bisa nawar ya ;) )


Nah, selain suvenir, disini juga ada tempat makan kecil dimana kita bisa beli minum dan makanan kecil tapi wajib coba seperti pisang goreng dicocol sambal! Aseli enakkk bangettt!
Ini penampakannya :)) :





Ini foto pantai Bunaken, memang kalau dilihat dari pantainya saja mungkin tampak kurang istimewa, tapi mungkin itu karna yang istiewa banget itu ya dalam lautnyaa ..


....
Naahh ini foto- foto atas dan bawah laut Bunaken nyaaa.. :)



                                                     Jumping off the boat ..
Lagi-lagi, karna untuk liburan kita biasanya berdua dengan dua anak, snorkeling atau diving pasti gantian .. gantian jagain anaknya maksutnyaa hahahaha...ini aja liat mamanya ngilang ke dalam laut dari dalem air masi kedengeran anaknya tereak "mamaa ilangg kemanaa.." :)) hadeehh.. heboh.. :))  Semoga kalean cepet bisa snorkeling dan diving juga ya nakk biar kita bisa sama sama aja snorkeling atau diving berempat *AAmiin*






oke confession nii.. ini gambar dari kamera underwater saya yang saya foto lagi pake henpon karna kabel datanya ilaaangg huhuhuhuhu *nangis bombay* jadiii yaaa...mohon maap lahir batin yaa fotonya dua dulu aja karna ini infrastruktur ga mendukung :))))  tapi serius benerannya baguss.. :3
Awal snorkeling saya jujur agak serem karna ga seperti di laut lain saya dibawa snorkeling ke daerah palung.. aseli tadinya serem tapi pas diliat liat yaa justru dibagian palung itu coral dan ikannya warna warni nan indah, dibanding yang daerah lebih atas ...ngangeni..;')


Tomohon

Tomohon, dataran tinggi Manado yang udaranya sejuk, disepanjang jalan bisa dilihat penjual bunga.
Foto dibawah ini adalah foto Manado diambil dari Tomohon :)
* Klenteng Ban Hin Kiong, Manado


Klenteng ini a must-visit kalau ke Manado :) Arsitektur dan patung-patungnya sangat menarik, bahkan anak anak saya senang kesana :)






Di kota ini akhirnya kami melihat pada tanggal 26 Desember, keriaan perayaan Natal masyarakat Manado.  Disepanjang jalan yang kami lewati (kebetulan jadi macet karna libur natal) masyarakat duduk di depan rumah untuk menunggu tamu yang datang bersilaturahmi, mirip seperti saat lebaran tapi ini nunggunya depan rumah, ada yang duduk duduk sambil gelar minuman juga.. unique, dan tak terlupakan deh :)


Danau Tondano , Manado

                                                                Isn't this place magical ?



Setelah dari Danau Tondano, kami melewati rumah rumah diatas rawa ini , ini salah satu foto rumahnya yang saya naksiirr banget.. Rumah rumah menurut guide kami masih memperlihatkan adanya pengaruh budaya/ gaya Belanda, karna memang miriiiip sama  rumah di Belanda..
 

Maaf ya fotonya banyak yang literally dari kamera sayaa hahaha... sekian dulu laporan perjalanan jelajah Sulawesi, Manado,, Masih banyak tempat yang belum dikunjungi, semoga suatu saat bisa kesana lagi buat liat-liat yang lain.. aamiin :)

Monday, February 23, 2015

Jelajah Sulawesi Selatan : Tana Toraja

Jelajah Sulawesi Selatan : Destinasi wajib Tana Toraja 

Tana Toraja. Kabupaten kedua yang akan saya bahas dalam misi Jelajah Sulawesi Selatan.  Kebudayaan yang unik, pemandangan pegunungan yang indah dan suasana yang agak magis selalu mengiringi perjalanan saya di Toraja. Sudah banyak memang literatur dan blog yang mengupas Tana Toraja, jadi saya rangkum tempat tempat yang menurut saya wajib saja :) 

Tidak punya banyak waktu untuk berkeliling Tana Toraja? Dibawah ini rekomendasi tempat wajib kunjung di Tana Toraja (versi saya :3) bila Anda tidak punya banyak waktu untuk berkeliling :) : 






Tana Toraja -Rantepao Area 

1. Kete Kesu
Kete Kesu is one of my favorite place in Toraja. Kete Kesu merupakan destinasi wajib kalau anda tidak punya banyak waktu, karna Kete Kesu merupakan tempat yang cukup lengkap, disana terdapatl rumah adat, kuburan (tomb) adat Toraja dan penjualan suvenir. 






Rumah adat Toraja atau Tongkonan. 
Tongkonan berasal dari bahasa Toraja : "Tongkon" yang artinya untuk duduk. Menurut mitos Toraja, Tongkonan pertama dibuat di surga oleh Puang Matua, The Creator. Dan saat leluhur Toraja turun ke bumi, mereka meniru tongkonan yang ada disurga dan membangunnya di bumi dengan menggelar upacara adat yang besar. 

Ada 3 macam Tongkonan, yaitu : Tongkonan Layuk ( untuk petinggi adat), Tongkonan Pekamberan (untuk keluarga yang memiliki otoritas dengan hukum adat) dan Tongkonan Batu (untuk anggota keluarga biasa). 





Kuburan keluarga di Kete Kesu

Nah kalau ini foto foto kerajinan dan tenunan Toraja yang dijual di Kete Kesu. Imho, tiap tahun suvenir dan kerajinan yang dijual semakin menarik loh :) kalau sudah lihat jualannya, pasti tergoda pengen beli kerajinan, tenunan dan baju Toraja yang unik unik ini ;) Disini harga kerajinan tangan masih bisa ditawar dan menurut saya cukup murah dibandingkan dengan beberapa toko di kota. 





2. Londa 

Perbedaan Londa dan Kete Kesu adalah di Londa tidak terdapat rumah adat Toraja, tetapi tetap menarik untuk dikunjungi. Kita bisa masuk ke dalam makam gua dimana disana banyak jenazah yang sudah menjadi tengkorak, baik yg masih ada petinya maupun yang sudah tidak ada. Untuk masuk ke dalam gua ini kita bisa menyewa jasa pemandu wisata lokal yang biasanya sudah siap dengan lampu petromaknya. 

Salah satu yg menarik dilihat selain tau-tau (patung dari orang yang sudah dimakamkan) diluar gua , dan masuk ke dalam guanya adalah tengkorak Romeo and Juliet versi Toraja. Menurut cerita, ada sepasang kekasih yang ditolak oleh keluarga untuk menikah karena mereka masih sepupu, and.. you know how the story end, right? Tengkorak merekapun bersebelahan.  




Di Londa juga terdapat tempat penjualan souvenir Toraja apabila Anda tidak sempat berbelanja ke pasar atau ditempat lain :) 
Seperti halnya tempat pemakaman lain, maka Londa juga sering menjadi tempat upacara pemakaman secara adat Toraja dilangsungkan. Kalau Anda berminat menyaksikan upacara adat yang memang merupakan daya tarik utama karna berbeda dengan adat lainnya ini, upacara pemakaman adat Toraja ini kabarnya banyak berlangsung di bulan Desember disaat libur natal, disaat warga Toraja yg tinggal diluar Toraja pulang kampung, tapi sesungguhnya upacara pemakaman secara adat Toraja ini biasa terjadi jg di bulan-bulan lain, untuk itu memang harus kontak dengan kawan/ travel agent di toraja. 

3. Lemo 


Lemo terletak di desa Lemo, Toraja. Lemo merupakan kuburan yang dibentuk di dinding bukit yang awalnya juga merupakan kuburan untuk kaum bangsawan. Diperkirakan makam ini sudah ada sejak abad ke-16. 


4. Situs purbakala Rantekarassik  


Rante Karassik, berasal dari kata Rante yang berarti lapangan, dan Karassik yaitu nama tempat dimana rante itu berada. 
Disini kita dapat melihat batu-batu menhir yang telah ada berabad-abad lamanya untuk kepentingan upacara adat Toraja. Makin banyak menhir, makin memperlihatkan pula tingkat keberadaan suatu keluarga. 




Situs ini letaknya tidak jauh sebelum Toraja Heritage Hotel, namun sayang tidak ada guide atau pemandu wisata disini yang dapat menerangkan situs ini secara komprehensif. Bahkan terakhir saya mengunjungi situs ini, sudah ada batu menhir yang dipindahkan untuk upacara di tempat lain. 


4. Pasar 

Nahh, untuk yang mencari oleh-oleh dan belum puas membeli di tempat wisata bisa mampir ke pasar di Rantepao ini. Seperti biasa mesti bisa menawar ya :} 
apa saja yang bisa dibeli disini? Selain baju dan cinderamata khas daerah Toraja, juga bisa membeli panganan khas Toraja dan tentunya kopi Toraja yang terkenal akan kemaknyussannya itu :) 
Buat yang suka cari rempah rempahpun, (seperti tante saya yang sukanya kalo travel kemanapun cari rempah rempah di pasar :3) disini juga rempahnya sedikit berbeda dengan daerah jawa ya, bahkan cabenya terkenal lebih pedass. 

Kue khas Toraja, deppa tori yang bisa dibeli di pasar Toraja 

*salah satu mobil unik yang saya temui di daerah pasar di Toraja :) * 




Batu tumonga
Nah jika Anda ingin melihat keindahan Tana Toraja dari atas, Anda harus ke Batutumonga, tapi anda perlu spare waktu kesini karena dari Rantepao membutuhkan waktu 45 menit hingga satu jam dengan jalan yang berkelok. Disarankan, untuk melihat keindahan dari batutomanga selepas subuh, atau saat sunrise. 


Makale Area - 

1. Patung Yesus 
Patung Yesus Buntu Burake. 

Patung Yesus tertinggi di dunia saat ini ada di Toraja, yaitu di Makale. Oleh sebab itu saat anda mulai memasuki kawasan Makale patung tsb dapat terlihat dari kejauhan. 


Where to eat in Toraja 

Di Tana Toraja juga banyak restoran, baik yang halal maupun non halal. 

Salah satu resto yang saya kunjungi adalah Mambo restaurant (ikan non msg),  Pizza Kinaya, Celebes Restaurant, cafe Aras, Tropical cafe (thai food), Rimiko restaurant dan makanan 'netral' yaitu ayam penyet Ria. Kecuali Celebes Restaurant, semua resto yg sy sebut diatas terletak di Rantepao, dekat dengan pasar. 


Where to stay

Ada banyak hotel dan guest house di Toraja, salah satu yang pernah saya inapi adalah Toraja Heritage Hotel dan Luta Hotel. 

Toraja Heritage Hotel terletak dekat dengan objek wisata Rante Karassik. 
disini ada kolam renang dan bentuk villa menyerupai tongkonan (ada pula yang dikamar bentuk biasa, tapi saya lebih menyarankan yg di tongkonan saja krn satu dan lain hal :} ) 

Luta hotel letaknya cukup strategis dengan pemandangan belakang sungai dan dekat dengan pasar, apabila anda mau ikut wisata pasar :) 
Kedua hotel ini cukup memuaskan walaupun untuk masalah makanan memang mesti sabar karena butuh waktu agak lama. Dan saran saya, apabila memutuskan untuk bermalam di Toraja, sebaiknya berniat baik baik saja dan jangan banyak melamun ya *well, people with six sense will undertand* 

Salah satu sudut Luta Hotel. 


So itu dia rangkuman perjalanan saya selama hampir tiga kali ke Toraja, saya rangkum yang penting sebagai destinasi wajib kunjung untuk anda yang dengan berbaik hati sudah mau membaca tulisan ini :) Toraja benar-benar merupakan destinasi wajib kunjung si menurut saya, jd walaupun menempuh perjalanan jauh (sekitar 6 jam dari Makassar) tapi worth-it banget :). Enjoy Toraja, folks! 


Trip ke Jepang dengan Budget 10 Juta-an

Mungkin banyak yg bisa lebih hemat, tapi bisa trip  sendiri ke Negeri Sakura dengan budget 10 jutaan aja saya udah seneng bangett *insert em...